RAMANG & BARRU
RAMANG
memperkuat PSSI antara tahun 1952 sampai 1958. Ciptaan gol dari
tendangan kaki dan sundulan kepalanya tak kurang 100 kali.
Seperti diceritakan dalam buku Ramang – Macan Bola karya M Dahlan
Abubakar (Idenitas Unhas, 2011). Ramang lahir di Sumpang BinangaE,
Kabupaten Barru, sekira 100 kilometer arah utara Makassar, pada 24 April
1924. Sejak kecil, bakatnya di sepakbola memang sudah menonjol. Dia
mulai bermain bola karung, kemudian beralih bola rotan, menyepak dengan
kaki telanjang.Ayahnya, Nyo'lo, ajudan Raja BARRU A. KALIMULLAH BAU DJONJO KARAENG LEMBANG PARANG sudah lama dikenal sebagai jagoan sepakraga. Bakat Ramang memang
menurun dari sang ayah. Mulanya ia memperkuat Bond Barru, kota
kelahirannya, namun menjelang proklamasi 1945, ia membawa keluarganya
pindah ke MAKASSAR dan meninggalkan usaha warung kopi yang ia bangun bersama istrinya..
Klub pertamanya, Bond Barru. Markas klub itu
berkandang di lapangan Sumpang BinangaE. Awalnya itu lapangan menghadap
dari timur ke barat. Tapi tim-tim yang bertanding dari sisi sebelah
timur pada sore hari selalu terganggu silau diterpa sinar matahari yang
condong ke barat. Akhirnya, lapangan diputar letaknya, membujur antara
utara-selatan. Akibat perputaran arah lapangan itu, perumahan di
sekitarnya digusur menjauh dari sana.
Berputarnya letak
lapangan itu diceritakan oleh Ahmad Husain kepada M Dahlan Abubakar
(halaman 458). Penceritanya merupakan mantan pemain Gasbar Barru,
pensiunan guru SD Inpres No 1 Barru, dan salah seorang saksi hidup yang
pernah menyaksikan bagaimana Ramang dulu bermain sepakbola, Juga merupakan ayahanda dari KURNIADY AHMAD(Bpk.ADY)mantan pemain GASBAR BARRU & PSM MAKASSAR, yg saat ini melatih GASBAR U-21
“Andi Mattalatta yang memberi saran Ramang pindah ke Makassar dari Barru,” ujar Dahlan kepada Okezone.
Atas saran ayahanda biduan Andi Meriem Mattalatta itu, si pemain
berbakat alam pun berkostum klub Persis (Persatoean Sepakbola Indoek
Sulawesi), anggota PSM Makassar. Pada 1947, saat membela Persis dalam
kompetisi PSM, timnya menang besar 9-0. Ramang mencetak sebagian besar
gol kemenangan. Dia langsung direkrut PSM untuk bermain melanglang
nusantara.
Tahun 1952 Ramang dipanggil PSSI. Mulanya Suardi
Arlan yang diinginkan tim, tapi bek itu cedera. Pelatih PSSI minta ganti
pemain baru. Diberangkatkanlah Ramang dari Makassar ke Jakarta. Pogacik
memasangnya sebagai bek sewaktu latihan pertama.
Lalu,
mendorongnya ke depan, jadi penyerang. Penyerang baru itu bikin gol
membobolkan gawang Van Der Win, kiper blasteran yang tangguh. Ramang
tanpa basa-basi diikutkan ke tur Asia Timur.
Belum habis
sensasinya. Dia mencetak 19 dari 26 gol PSSI selama merangkai tiga kali
pertandingan di Manila, satu kali main di Bangkok, dan sekali berlaga ke
Hong Kong. Olimpiade Melbourne 1956 hanya selangkah lagi. Di sana PSSI
bersama Ramang menahan Uni Soviet – yang kemudian juara – lewat skor
kacamata, sebelum takluk 0-4 saat tanding ulang lantaran banyak pemain
cedera.
Asian Games Tokyo 1958, Ramang dan Aang Witarsa, duet
di lini depan Garuda Merah-Putih, tidak masuk ke dalam skuad. Sejak itu,
si macan bola asal Makassar mengundurkan diri tim nasional.
Kembali ke kampungnya, Ramang memperkuat PSM. Pada 1961, dia berhenti
main bola. Sempat pula dia melatih PSM, PSBI Blitar, dan Persipal Palu.
Ramang meracik kesebelasan yang diolahnya jadi sebelas pemain yang kuat
hebat di lapangan hijau.
Lalu, lapangan hijau hanya
dikunjunginya sesekali sebagai salah seorang dari ribuan suporter yang
suka menonton PSM berpanggung di Stadion Mattoanging.Dari menjadi
pemain, pelatih, kembali jadi penonton. Ramang memang pencinta sepakbola
sejati!!!
PSM MAKASSAR "PASUKAN RAMANG" TAPI GASBAR BARRU JUGA "PASUKAN RAMANG"(yudiwahab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar